Batasan pengertian bahasa yang lazim diberikan yaitu bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 1982: 17). Beberapa hal menarik yang dapat disimpulkan dari batasan pengertian itu adalah (a) bahasa merupakan suatu sistem, (b) sebagai sistem, bahasa bersifat arbitrer, dan (c) sebagai sistem arbitrer, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi, baik dengan orang lain maupun diri sendiri.
Sebagai sistem, bahasa memiliki komponen-komponen yang tersusun secara hierarkis. Komponen itu meliputi komponen fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantis. Sesuai dengan keberadaannya sebagai suatu sistem, tiap-tiap komponen tersebut saling memberi arti, saling berhubungan dan saling menentukan. Perbedaan antara kata apa dan api, misalnya, ditentukan oleh terdapatnya perbedaan antara fonem /a/ dan /i/. Fonem /i/ misalnya, pada tataran lebih lanjut dapat berkedudukan sebagai akhiran yang secara simultan dapat digabungkan dengan walan me- sehingga dapat membentuk kata siram menjadi menyirami. pada tataran lebih lanjut, kata menyirami yang belum memiliki satuan informasi akan memilikinya apabila digabungkan dengan kata adik dan bunga sehingga memiliki struktur sintaksis: Adik menyirami bunga.
Pada sisi lain, setiap komponen juga memiliki sistemnya sendiri. Sistem pada tataran bunyi, misalnya, dikaji bidang fonologi, pada tataran kata dikaji bidang morfologi, dan kajian sistem pada tataran kalimat menjadi wilayah sintaksis. Sebagai subsistem, tip-tiap komponen tersebut juga telah mengandung aspek semantis tertentu sehingga secara potensial dapat disusun dan dikombinasikan untuk digunakan dalam komunikasi. Sistem yang mengatur hubungan makna dalam lambang kebahasaan maupun hubungan makna dalam lambang dengan dunia luar bahasa menjadi bidang kajian semantik.
Dari menyataan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang bersistem maka bahasa sebenarnya selain bersifat arbitrer juga bersifat nonarbitrer. Sebab itu, meskipun kata bunga misalnya tidak mewakili bentuk, warna, maupun baunya, sehingga dalam bahsa Jawa disebut kembang meskipun yang ditunjuk sama, kata bunga tidak dapat digabungkan seenaknya dengan kata buku sehingga menjadi bunga buku. Kesepakatan yang mengatur, meskipun terdapat kata bunga pujaan, pada gabungan tersebut harus disisipi bentuk berkata depan, misalnya di atas, sehingga terdapat tatanan: bunga di atas buku.
Dengan terdapatnya sistem dan sekaligus kesepakatan itulah bahasa akhirnya dapat digunakan untuk berinteraksi. Pemakaian bahasa dalam interaksi, lebih lanjut juga membuahkan sejumlah ciri lain. Hal itu terjadi karena bahasa bukan satu-satunya alat yang digunakan untuk berinteraksi dalam bentuk komunikasi. Di luar bahasa masih ada tanda-tanda lain, baik berupa morse, rambu-rambu lalu lintas, lambang-lambang matematis, dan sebagainya. Dengan mengkaji perbedaan antara lambang kebahasaan dengan karakteristik lambang lain di luar bahasa, dapat diketahui bahwa bahasa memiliki ciri-ciri tertentu yang bersifat khusus.
Sumber: Aminuddin. 2011. Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Terkait
pengertian-bahasa-dan-ilmu-bahasa.
Terkait
pengertian-bahasa-dan-ilmu-bahasa.
Posting Komentar